Oleh: adibermutu2010 | 25 September 2010

PANDUAN TNA

Oleh : Bu Paris (LPMP Jateng)

  1. PENDAHULUAN
  2. Latar Belakang

Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-Undang tersebut berimplikasi terhadap peningkatan kompetensi guru melalui uji sertifikasi dan peningkatan kualifikasi pendidikan guru. Intervensi yang dilakukan Pemerintah tersebut merupakan suatu reformasi besar yang berdampak terhadap alokasi anggaran terutama terkait dengan pemberian berbagai tunjangan dan kemaslahatan lainnya. Tercapainya perbaikan mutu guru tersebut tidak terlepas dari upaya pemberdayaan berbagai kelompok kerja yang dimulai pada tingkat sekolah.

Untuk mengawal dan menjamin bahwa implementasi UU Guru dan Dosen tersebut terlaksana secara efektif, efisien dan akuntabel, Pemerintah melaksanakan Program Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading (BERMUTU). Program ini akan diselenggarakan mulai tahun 2008 hingga tahun 2012. Melalui program BERMUTU tersebut berbagai best practices (pengalaman-pengalaman terbaik) dari berbagai negara dibawa sebagai salah satu bahan rujukan. Melalui Program BERMUTU diharapkan dapat menciptakan proses sertifikasi, peningkatan kualifikasi guru serta pengembangan professional guru secara berkelanjutan (Continuous Professional Development) yang berdasarkan prinsip cost-effectiveness.

Program BERMUTU bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran sebagai dampak langsung peningkatan kompetensi dan kinerja guru, yang selanjutnya akan meningkatkan daya saing siswa Indonesia dalam berbagai forum seperti halnya dalam  Ujian Nasional, TIMMS (Third International Mathematics and Science Study), dan PISA (Program for International Student Assessment).

Untuk mencapai tujuan dimaksud, Program BERMUTU akan difokuskan pada 4 (empat) komponen yaitu: (a) Mereformasi pendidikan bagi calon guru, (b) Memperkuat upaya peningkatan mutu guru pada tingkat kabupaten dan sekolah, (c) membenahi sistem akuntabilitas dan insentif untuk meningkatkan kinerja dan karier guru, dan (d) Meningkatkan Monitoring and Evaluasi mutu guru dan prestasi belajar siswa.

Program BERMUTU akan dinyatakan sukses pada tingkat nasional apabila memenuhi indikator-indikator keberhasilan sebagai berikut: (1)  Peningkatan jumlah guru yang mempunyai kualifikasi D4/S1 dari sejumlah 900.000 menjadi 1.400.000 guru; (2)  Peningkatan jumlah guru yang menggunakan metodologi pembejaran yang sesuai dari sejumlah 17.000 menjadi 190.000 guru; (3) Menurunkan angka kemangkiran guru dari 19% menjadi 15%; (4)  Meningkatkan jumlah guru yang mendapatkan pengakuan RPL dari sebanyak 0 guru menjadi sebanyak 900.000 guru; (5) Meningkatkan jumlah KKG/MGMP yang aktif dari 1.200 menjadi 4.500 kelompok kerja; (6)  Mengembangkan program induksi  untuk 3.000  guru.

Selain indikator keberhasilan di tingkat nasional, terdapat juga indikator keberhasilan di tingkat kelompok kerja KKG/MGMP yaitu:  (1)  pengembangan kurikulum dan silabus; (2)  pengembangan Rencana Program Pembelajaran; (3)  Melakukan kajian kritis dan pendalaman terhadap materi substantif (mata pelajaran) ; (4)  Mengembangkan analisis butir soal dan bank soal; (5)  Mengembangkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK); (6)  Melakukan pembelajaran ICT dan portofolio; (7)  Melakukan monitoring kualitas guru; (8)  melakukan pemetaan kompetensi guru melalui evaluasi kinerja guru.  Hasil kegiatan dari kelompok kerja diantaranya adalah berupa:

–           Kurikulum, silabus dan RPP

–          Lembar Kerja Siswa

–          Analisis butir soal dan bank soal

–          Laporan PTK

–          Model pembelajaran

–          Portofolio dan hasil kajian kritis

–          Peta kompetensi guru

Indikator keberhasilan di tingkat KKKS/MKKS  (1) Tersusunnya rencana kerja KKKS; (2) Tersusunnya laporan implementasi kegiatan yang terkait dengan peningkatan efektivitas kepemimpinan; (3) Tersusunnya program peningkatan 5 kompetensi Kepala Sekolah; (4)  Tersusunnya program pengembangan profesi, dan organisasi profesi kepala sekolah; (5) Tersusunnya strategi implementasi pemecahan masalah dan rencana sekolah 1 (satu) tahun; (6) Terseleksinya hasil kajian terhadap 3 (tiga) karya terbaik KKG yang diajukan oleh FKKG; (7) Tersedianya usulan materi pokok yang perlu dibahas dalam KKKS sebanyak 1 (satu) set; (8)  Tersedianya bahan yang diseminasikan ke KKKS sebanyak 1 (satu) set; (9)  Tersedianya pemetaan hasil on-service (guru dan atau kepala sekolah) sebanyak 12 (dua belas) set, dan laporan implementasinya di sekolah masing-masing; (10) Terlaksanya implementasi 5 kompetensi kepala sekolah; (11) Tersusunnya program Induksi Guru (kegiatan, hasil penilaian, rekomendasi) sebanyak 1 (satu) set; (12)  Tersusunnya program kunjungan  sebanyak 2 set; (13) tersusunnya sebanyak 1 (satu) set program forum KKKS; (14) Tersusunnya 2 kegiatan menghadiri Forum KKKS.

Hasil kegiatan dari KKKS/MKKS diantaranya adalah berupa:

–          rencana kerja KKKS/MKKS

–          laporan implementasi kegiatan yang terkait dengan peningkatan efektivitas kepemimpinan

–          program peningkatan 5 kompetensi Kepala Sekolah

–          program pengembangan profesi, dan organisasi profesi kepala sekolah

–          strategi implementasi pemecahan masalah dan rencana sekolah 1 (satu) tahun

–          3 (tiga) karya terbaik KKG yang diajukan oleh FKKG

–          1 (satu) usulan materi pokok yang perlu dibahas dalam KKKS/MKKS

–          1 (satu) bahan yang diseminasikan ke KKKS /MKKS

–          12 (dua belas) hasil on-service tentang peningkatan kompetensi (guru/kepala sekolah/ICT/PTS) dan laporan implementasinya di sekolah masing-masing

–          Laporan PTS

–          Laporan implementasi 5 kompetensi kepala sekolah

–          Laporan program Induksi Guru

–          Peta kompetensi guru dan kepala sekolah (individu anggota KKKS/MKKS)

–          2 (dua) Laporan kunjungan

–          1 (satu) set program forum KKKS/MKKS

–          Laporan kegiatan menghadiri Forum KKKS.

Indikator keberhasilan di tingkat KKPS/MKPS adalah sebagai berikut:  (1) Tersusunnya rencana kerja KKPS/ MKPS; (2) tersusunnya program implementasi kegiatan yang terkait dengan peningkatan efektivitas kepemimpinan; (3)  tersusunnya program pengembangan kompetensi (peran, pengembangan profesi guru dan kepala sekolah); (4)   Tersusunnya rencana sekolah selama 1 (satu) tahun berikut strategi implementasi serta pemecahan masalah dari masing-masing anggota KKPS/MKPS; (5) program kegiatan on-service untuk peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah serta pengewas sekolah; (6) tersusunnya program monitoring dan evaluasi terhadap sekolah binaan; (7)  tersusunnya program study visit; (8) Terseleksinya hasil kajian terhadap 3 (tiga) karya terbaik KKG hasil pilihan KKKS/MKKS dan 3 karya terbaik MGMP hasil pilihan KKPS/MKPS; (9) Tersedianya bahan yang didesiminasikan ke KKG/MGMP masing-masing sebanyak 1 (satu) set; (11) tersedianya program pemetaan evaluasi kinerja setiap guru, kepala sekolah yang menjadi binaannya serta peta kompetensi individu pengawas sekolah.  Hasil kegiatan pengawas sekolah adalah sebagai berikut:

–          rencana kerja KKPS/ MKPS;

–          laporan implementasi kegiatan yang terkait dengan peningkatan efektivitas kepemimpinan

–          laporan pengembangan kompetensi (peran, pengembangan profesi guru dan kepala sekolah serta pengawas sekolah)

–          Laporan PTS

–          rencana sekolah selama 1 (satu) tahun berikut strategi implementasi serta pemecahan masalah dari masing-masing anggota KKPS/MKPS

–          laporan kegiatan on-service untuk peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah serta pengawas sekolah

–          laporan monitoring dan evaluasi terhadap sekolah binaan

–          laporan study visit

–          laporan hasil kajian terhadap 3 (tiga) karya terbaik KKG hasil pilihan KKKS/MKKS dan 3 karya terbaik MGMP hasil pilihan KKPS/MKPS

–          laporan didesiminasikan ke KKG/MGMP masing-masing sebanyak 1 (satu) set

–          laporan peta kompetensi guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah sebagai hasil dari evaluasi kinerja setiap guru, kepala sekolah yang menjadi binaannya serta peta kompetensi individu pengawas sekolah.

Berdasarkan kepada berbagai indikator keberhasilan di tingkat nasional maupun di tingkat kelompok kerja, maka disusun berbagai panduan untuk mencapai indikator-indikator keberhasilan yang telah ditentukan.  Salah satu panduan yang disusun adalah “Analisis Kebutuhan Diklat” yang diupayakan dapat digunakan oleh Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas sekolah”

  1. Tujuan

Tujuan akhir  yang hendak dicapai adalah agar guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah dapat melakukan analisis kebutuhan Diklat melalui metode yang ilmiah, mudah dan tepat.

Tujuan anatara yang hendak dicapai adalah:

  1. Guru/ kepala sekolah/ pengawas sekolah harus mampu melakukan persiapan TNA.
  2. Guru/ kepala sekolah/ pengawas sekolah harus mampu mengumpulakan data TNA.
  3. Guru/ kepala sekolah/ pengawas sekolah harus mampu mengidentifikasi dan menganalisis kesenjangan Diklat
  4. Guru/ kepala sekolah/ pengawas sekolah harus mampu menggambarkan kebutuhan materi Diklat
  5. Guru/ kepala sekolah/ pengawas sekolah harus mampu mengalokasikan waktu per mata Diklat
  6. Guru/ kepala sekolah/ pengawas sekolah harus mampu menyusun strategi dan metoda penyajian materi mata pelajaran sesuai dengan tingkat kebutuhan peserta.
  7. Guru/ kepala sekolah/ pengawas sekolah harus mampu menyusun kebutuhan Diklat di kelompok kerja dan sekolah masing-masing.
  1. Dasar Hukum

Dasar hukum yang diacu dalam penyusunan panduan adalah

  1. Undang Undang  Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
  2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
  3. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
  4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS
  5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional PNS
  6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
  7. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
  8. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional PNS
  9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
  10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
  11. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
  1. ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT (Training Needs Analyisi/TNA)

Dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan program pendidikan dan pelatihan proram BERMUTU, maka salah satu prasyarat yang perlu dipedomani adalah melakukan prinsip-prinsip pendidikan dan pelatihan dengan menerapkan pendekatan sistem melalui penerapan manajemen diklat yang efektif dan efisien, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penyelengaraan, pembiayaan sampai kepada monitoring dan evaluasi.

Sebagai tahap awal dalam perencanaan pendidikan dan pelatihan adalah melakukan analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan (Training Needs Asessment) dengan mengidentifikasi dan mengukur adanya kesenjangan kemampuan yang secara nyata dikuasai anggota kelompok kerja dan stakeholder bidang pendidikan. Hasil dari analisis kebutuhan diklat tersebut selanjutnya menjadi acuan dalam menyusun desain program pendidikan dan pelatihan dalam implementasi program BERMUTU mulai dari penetapan tujuan pelatihan, penetapan kurikulum/silabi, penetapan metode, penetapan peserta dan tenaga pengajar, strategi, evaluasi, maupun sarana dan prasana yang diperlukan.Dengan demikian dapat diharapkan program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan benar-benar merupakan proses transformasi untuk mengembangkan guru/ kepala sekolah/pengawas sekolah  menjadi profesional, memiliki pengetahuan, sikap atau nilai – etika guru berikut keahlian yang diperlukan dalam meningkatkan kualitas kinerja guru/ kepala sekolah/pengwas sekolah. Untuk itu kegiatan evaluasi terhadap hasil sebuah program pendidikan dan pelatihan menjadi penting untuk dilakukan sehingga dapat diketahui apakah tujuan sebuah program diklat yang telah dilaksanakan tercapai atau tidak.

Hasil evaluasi tersebut selanjutnya dapat menjadi umpan balik dalam penyusunan rencana program pendidikan dan pelatihan program BERMUTU selanjutnya.

Di lain pihak, kegiatan analisis kebutuhan diklat masih dilakukan secara memprediksi dan mengacu pada perencanaan diklat sebelumnya, sehingga perencanaan diklat yang dilakukan masih sekedar berorietasi untuk menghabiskan DBL. Sedangkan kegiatan evaluasi diklat yang dilaksanakan hanya evaluasi proses yang dilakukan selama diklat berlangsung, sehinga terkesan hanya bersifat formalitas.  Belum optimalnya penerapan manajemen program BERMUTU yang efektif dan efisien  tersebut disebabkan karena kurangnya kegiatan koordinasi para pengelola program BERMUTU tentang manajemen diklat sehinga berbagai kegiatan dalam 16 kali pertemuan yang dibuat dalam meningkatkan kualitas pengelolaan diklat hanya terfokus pada aspek penyelenggaraannya.

Kegiatan analisis kebutuhan diklat dan kegiatan evaluasi belum optimal. Disamping itu pelaksana pengelola diklat program BERMUTU masih belum saling mendukung, kurangnya koordinasi antar kelompok kerja dalam pengelolaan diklat,  serta alokasi anggaran yang terserap sepenuhnya pada aspek penyelenggaraan.  Oleh karena itu, untuk mewujudkan penerapan program BERMUTU sangat dibutuhkan kegiatan TNA sebagai wadah untuk mengidentifikasi dan menentukan kebutuhan Diklat  sesuai dengan kebuthan individu, kelompok kerja, kecamatan, kabupaten/kota. Konsekuensi logisnya  adalah perlunya pengembangan pengelola program BERMUTU sehingga masing-masing  tahap dalam implementasinya terangkum secara ilmiah yang diikuti  dengan ketersediaan  fasilitator yang memadai, peningkatan kemampuan para penyusun  program di masing- masing kelompok kerja, serta alokasi  DBL yang proporsional untuk masing-masing kegiatan Diklat dalam implementasi program BERMUTU.

Training Need Analysis adalah suatu investigasi sistematik mengenai deskripansi kinerja untuk menggambarkan kesenjangan, menetapkan mengapa itu terjadi, dan memutuskan apakah diklat merupakan solusi potensial.  Training Need Analysis merupakan penentuan perbedaan antara keadaan yang nyata (actual condition) (what is) dan kondisi yang diinginkan (what shculd be) dalam kerja manusia dalam suatu organisasi atau kelompok organisasi dalam pengertian, pengetahuan, keterampilan dan sikap.  Proses TNA   berisikan langkah-langkah sebagai berikut mengidentifikasi dan menggambarkan kesenjangan pelaksanaan pekerjaan; menentukan sebab-sebab kesenjangan; mengidentifikasi kesenjangan pelaksanaan kerja yang didasarkan kepada kurangnya pengetahuan dan keterampilan; menentukan apakah diklat adalah solusi yang memungkinkan; rekomendasi solusi; menggambarkan tentang peran atau pelaksanaan tugas.

Fungsi khusus dari TNA adalah menganalisis kesenjangan lingkungan pelaksanaan pekerjaan yang mencakup lingkungan fisik ; sistem balikan; faktor motivasi/insentif;  desain pekerjaan/organisasi serta tingkat keterampilan dan pengetahuan diantara guru/ kepala sekolh/ pengawas sekolah.   Beberapa contoh pertanyaan untuk melakukan analisis kesenjangan diantaranya adalah Kinerja apa yang mengalami kesenjangan :

  • Apakah input PBM?
  • Apakah output PBM?
  • Apakah kompetensi guru/ kepala sekolah/ pengawas sekolah?

Melakukan penelitian kesenjangan pada umumnya berisikan tentang cara menentukan secara tepat apa kesenjangan itu, yaitu dengan melakukan investigasi melalui  wawancara, observasi dan studi dokumen terhadap obyek sumber data yang menyediakan adanya bukti dan sifat kesenjangan, serta subyek sumber data yang memberikan pengertian, termasuk wawancara, kuesioner, dan kritikal insiden.  Data dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap outcome kinerja dan catatan hasil kerja, sumber data meliputi :  output pekerjaan yang nyata, Bukti-bukti PBM, keluhan stakeholder ( siswa, teman sejawat, kepala sekolah, pengawas sekolah, orang tua siswa dan Dinas Pendidikan ), presensi, dan caatatan kuantitatif lainnya tentang pelaksanaan PBM.

Penelitian terhadap penyebab kesenjangan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut menentukan sebab-sebab utama adanya kesenjangan kompetensi guru/ kepala sekolah/ pengawas sekolah, menguji setiap dan semua dokumen sebab-sebab kesenjangan  kompetensi guru/ kepala sekolah/ pengawas sekolah,  Tujuan sekolah, Metode dan prosedur , uraian pekerjaan/tugas,  sistem dokumentasi ,  Keluhan dari lapangan serta  Studi tentang kopetensi guru/kepala sekolah/ pengawas sekolah.

  1. PENGELOLAAN TNA
  2. Persiapan TNA

Persiapan kegiatan untuk TNA dimulai dengan penyiapan instrumen.  Hal lain yang harus dipersiapkan juga adalah, sasaran yang akan mengikuti kegiata TNA, petugas yang akan memfasilitasi kegiatan TNA, waktu pengisian instrumen,tempat pengisian instrument dan tatacara pengisian instrument yang telah disiapkan.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk pengembangan keterampilan dan pembiasaan pengambilan keputusan berdasarkan kriteria ilmiah yaitu melakukan analisis kesenjangan kompetensi dari kompetensi ideal (sesuai dengan peraturan dan standar kompetensi yang berlaku) terhadap kompetensi yang dikuaai saat ini.

Instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:

FORMAT TRAINING NEEDS ASESSMENT

UNTUK GURU/ KEPALA SEKOLAH/PENGAWAS SEKOLAH (INDIVIDUAL)

Nama :

Nomer Sampel :

Lokasi                                   :

Tanggal Pengisian           :

NO Mata Diklat* Tingkat Pengusaan Materi (%)
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12 `
13
14

Ketengan:

  • Sesuai dengan sub kompetensi dalam Permendiknas  16, 13 dan 12 atau Peraturan Menteri terbaru serta petunujuk teknis yang dikeluarkan oleh Dirjen terkait

……………..,tanggal……………………….

Guru Ybs.

(……………………………)

  1. Pengisian Instrumen TNA dan    Pengumpulan Data

Pengisian instrument dilakukan dengan cara memberikan tanda check list (v) pada kolom tingkat penguasaan materi (%) masing-masing sub kompetensi.  Langkah kerja selanjutnya adalah sebagai berikut:

  1. Semua anggota kelompok kerja berkumpul, tujuannya adalah untuk mengetahui tentang permasalahan yang terjadi pada kelompok kerja dan ingin mengetahui mengapa TNA diperlukan.
  2. Bagikan lembar instrument Format TNA 01 kepada masing-masing anggota kelompok kerja.
  3. Lakukan pengisian instrument dengan cara memberikan tanda check list (V) terhadap prediksi tingkat penguasaan materi pada setiap sub kompetensi guru/kepala sekolah/ pangawas sekolah sesuai dengan standar kompetensi guru (Permendikas 16 tahun 2007), kepala sekolah (Permendikas No 13 Tahun 2007) dan pengawas sekolah (Permendiknas No 12 tahun 2007).  Instrument harus diisi secara jujur dan objektif.
  4. Lakukan review terhadap pengisian instrumen minimal oleh 1 (satu) anggota lain yang masih termasuk dalam anggota kelompok kerja  tersebut.
  5. Lakukan survei terhadap beberapa sampel hasil pengisian instrument untuk memastikan bahwa semua anggota mempunyai pemahaman yang sama terhadap tingkat penguasaan materi kompetensi.
  6. Kumpulkan semua instrument FORMAT TNA 01
  1. Pengolahan, Analisis dan Interpretasi Data

Pengolahan, analisis dan interpretasi data dilakukan melalui langkah kerja berikut:

  1. Kumpulkan semua instrument yang telah diisi
  2. Lakukan rekapitulasi penilaian (assessment) terhadap semua data hasil Training Need Assesment guru/kepala sekolah/ pengawas sekolah menjadi TNA (Training Need Analysis) seperti yang tercantum dalam Format TNA 01,02 dan 03.
  3. Hitunglah nilai total dan rata-ratanya
  4. Lakukan klasifikasi nilai setiap sub kompetensi guru/kepala sekolah/pengawas sekolah dengan interpretasi katagori data sebagai berikut:

No

Kategori Mata Tataran

% Rata-Rata Penguasaan Peserta
1 Must Know         :  Harus Diketahui 0 – 40
2 Should Know     : Sebaiknya Diketahui 41 – 79
3 Nice to Know     : Ada Baiknya Diketahui 80 – 100

Contoh hasil pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan interpretasi data.

Format: TNA 01

Contoh hasil pengisian instrument

FORMAT TRAINING NEEDS ASESSMENT

UNTUK GURU (INDIVIDUAL)

Nama Guru               : Doremi

Nomer Sampel          : 12

Lokasi                      : KKG Kuntum Mekar

Tanggal Pengisian      : 22 Juni 2010

No Mata Tataran Tingkat Penguasaan Materi (%)
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
1 Menguasai Karakteristik peserta didik
2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
3 Pengembangan kurikulum
4 Kegiatan pembelajaran yang mendidik
5 Pengembangan potensi peserta didik
6 Komunikasi dengan peserta didik
7 Penilaian dan evaluasi
8 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional
9 Menunjukkan pribadi  yang dewasa dan teladan
10 Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru
11 Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif V
12 Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik dan masyarakat V
13 Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu v
14 Meningkatkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif v

………………….., tanggal:………………………..

Guru Ybs.

(……………………………)

Format: TNA02

Contoh hasil rekapitulasi instrument TNA 01

FORMAT TRAINING NEEDS ASESSMENT

REKAPITULASI PENGUASAAN MATERI

UNTUK KEPALA SEKOLAH/PENGAWAS SEKOLAH

Nama Diklat                    : Kompetensi Guru

Jumlah Sampel              :  40

Lokasi                             :  Papua Barat
Tanggal Penyebaran     :  22 Juli 2010

No Mata Tataran Tingkat Penguasaan Materi (%) Total

(%)

Rata2

(%)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
1 Menguasai Karakteristik peserta didik 10 10 20 30×10+40×10+ 60×20/40 47.5
2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 48
3 Pengembangan kurikulum 46
4 Kegiatan pembelajaran yang mendidik 64
5 Pengembangan potensi peserta didik 66
6 Komunikasi dengan peserta didik 68
7 Penilaian dan evaluasi 55
8 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional 70
9 Menunjukkan pribadi  yang dewasa dan teladan 65
10 Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru 70
11 Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif 72
12 Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik dan masyarakat 72
13 Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu 58
14 Meningkatkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif 54
Total TOTAL 14 SUB KOMP
Rata-Rata NILAI TOTAL/14

………………….., tanggal:………………………..

Kep. Sek. / Pengawas Ybs.

(……………………………)

Format: TNA 03

Contoh hasil pengisian format TNA 03

FORMAT REKAPITULASI TRAINING NEEDS ASESSMENT

Nama Diklat                          :

Jumlah Sampel                    :

Lokasi                                     :

Tanggal Direkap   :

No Mata Tataran Tingkat Penguasaan Rata-Rata (%) Kategori Kebutuhan Diklat Jumlah Peserta
1 Menguasai Karakteristik peserta didik 36 MK 40
2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 48 SK 40
3 Pengembangan kurikulum 46 SK 40
4 Kegiatan pembelajaran yang mendidik 64 SK 40
5 Pengembangan potensi peserta didik 66 SK 40
6 Komunikasi dengan peserta didik 68 SK 40
7 Penilaian dan evaluasi 72 SK 40
8 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional 72 SK 40
9 Menunjukkan pribadi  yang dewasa dan teladan 58 SK 40
10 Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru 54 SK 40
11 Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif 80 NK 40
12 Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik dan masyarakat 70 SK 40
13 Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu 70 SK 40
14 Meningkatkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif 80 NK 40

………………….., tanggal:………………………..

Kep. Sek. / Pengawas Ybs.

(……………………………)

  1. Penyusunan TNA

Langkah kerja untuk menyusun TNA adalah sebagai berikut:

  1. Pelajari laporan hasil pengolahan dan interpretasi data dari hasil langkah kerja sebelumnya.
  2. Susunlah kebutuhan Diklat dengan langkah kerja sebagai berikut:……
    1. Lakukan analisis terhadap Form TNA 03 dan beri tanda (v) pada setiap mata Diklat dengan katagori/klasifikasi MK (Musk Know) dan SK (Should Know) yang berarti mata Diklat tersebut  merupakan kebutuhan Diklat kelompok kerja/ sekolah/ rayon yang bersangkutan.
    2. Tentukan kebutuhan Diklat untuk kelompok kerja/ sekolah/ rayon yang bersangkutan dengan cara merekapituasi kebutuhan Diklat dari nilai yang terendah sampai dengan yang tertinggi dari katagori SK (should Know) yaitu nilai=79.
  1. Hitunglah perkiraan alokasi kebutuhan waktu untuk masing-masing mata Diklat dengan acuan sebagai berikut:

Beberapa pertimbangan dalam menetapkan alokasi waktu dan Pengelompokan alokasi waktu pendidikan dan pelatihan untuk setiap mata tataran berdasarkan tingkat kebutuhan peserta.

No

Kategori Mata Tataran

% Rata-Rata Penguasaan Peserta Kelompok Alokasi Waktu Bobot Alokasi Waktu
1 Must Know         :  Harus Diketahui 0 – 40 A 6
2 Should Know      : Sebaiknya Diketahui 41 – 79 B 3
3 Nice to Know      : Ada Baiknya        Diketahui 80 – 100 C 1
Total 10

  1. Langkah-langkah pengalokasian waktu untuk setiap mata diklat

1)    Masukkan data dari Format TNA 03 ke dalam Format TNA 04

2)    Lengkapi Format TNA 04 dengan menghitung:

a)        Tingkat Penguasaan Rata-rata kelompok kerja/Sekolah/Rayon

b)        Total Bobot Alokasi Waktu per kelompok kerja/Sekolah/Rayon

Format: TNA03

Contoh hasil pengisian format TNA 03

FORMAT REKAPITULASI TRAINING NEEDS ASESSMENT

Nama Kelompok Kerja  :   KKG Mandiri

Jumlah Sampel                              :  40 orang

Lokasi                                             :  Raja Ampat

Tanggal Direkap                            :  24 Juli 2010

No Mata Tataran Tingkat Penguasaan Rata-Rata (%) Kategori Kebutuhan Diklat Kebutuhan

Diklat

(v)

Jumlah Peserta
1 Menguasai Karakteristik peserta didik 36 MK V 40
2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 48 SK V 40
3 Pengembangan kurikulum 46 SK V 40
4 Kegiatan pembelajaran yang mendidik 64 SK V 40
5 Pengembangan potensi peserta didik 66 SK V 40
6 Komunikasi dengan peserta didik 68 SK V 40
7 Penilaian dan evaluasi 72 SK V 40
8 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional 72 SK V 40
9 Menunjukkan pribadi  yang dewasa dan teladan 58 SK V 40
10 Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru 54 SK V 40
11 Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif 80 NK 40
12 Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik dan masyarakat 70 SK V 40
13 Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu 70 SK V 40
14 Meningkatkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif 80 NK 40

………………….., tanggal:……………………..

Kep. Sek. / Pengawas Ybs.

(……………………………)

CONTOH / SOAL LATIHAN                                                                Format: TNA 04

FORMAT REKAPITULASI KABUTUHAN DIKLAT HASIL TRAINING NEEDS ASESSMENT

DAN PERKIRAAN REKAPITULASI DISTRIBUSI BOBOT WAKTU

Nama Diklat                          : Penilaian dan evaluasi

Jumlah Sampel    : 40

Lokasi                                     : (Nama  kelompok kerja/Sekolah / Rayon)

Tanggal Direkap   :  31  Juli 2010

No Mata Tataran Tingkat Penguasaan Rata-Rata (%) Kategori Waktu Bobot Waktu
1 Menguasai Karakteristik peserta didik 36 MK 6
2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 48 SK 3
3 Pengembangan kurikulum 46 SK 3
4 Kegiatan pembelajaran yang mendidik 64 SK 3
5 Pengembangan potensi peserta didik 66 SK 3
6 Komunikasi dengan peserta didik 68 SK 3
7 Penilaian dan evaluasi 72 SK 3
8 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional 72 SK 3
9 Menunjukkan pribadi  yang dewasa dan teladan 58 SK 3
10 Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru 54 SK 3
12 Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik dan masyarakat 70 SK 3
13 Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu 70 SK 3
Total 39

Raja Ampat, tanggal …………………………

Ketua Kelompok kerja/ Kepala Sekolah Ybs.

(                                    )

Contoh kasus: Misalkan Total Waktu Diklat adalah 16 minggu @ 4 X 50 menit atau 64 jam Diklat @ 50 menit.

  • Hitunglah alokasi per satu nilai bobot = (1/ 39)  x Jam Total  =(1 / 39)x 64 jam =  64/39 = 1.5   jam per nilai bobot.
  • Hitunglah alokasi waktu  setiap mata tataran= Bobot Waktu x Alokasi waktu per nilai bobot.

Contoh:

  • Alokasi Waktu Mata  A = 6  x 64/39 jam =  ……..jam.
  • Alokasi Waktu Mata Tataran B = 3 x 64/39 = ……. jam

PENYUSUNAN STRUKTUR PROGRAM DIKLAT

Nama Diklat                       : Penilaian dan evaluasi

Jumlah Sampel                 : 40

Lokasi                                   : (Nama  kelompok kerja/Sekolah / Rayon)

Tanggal Direkap               :  31  Juli 2010

No Mata Tataran Tingkat

Penguasaan

Rata-Rata (%)

Kategori

Waktu

Bobot

Waktu

Alokasi Waktu dalam Struktur Program Perkiraan pertemuan dalam Kel.Kerja
1 Menguasai Karakteristik peserta didik 36 MK 6 6 x 64/39= 9.8 3
2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 48 SK 3 3 x 64/39=4.92 1 ATAU 2
3 Pengembangan kurikulum 46 SK 3 3 x 64/39=4.92 1 atau 2
4 Kegiatan pembelajaran yang mendidik 64 SK 3 3 x 64/39=4.92 1
5 Pengembangan potensi peserta didik 66 SK 3 3 x 64/39=4.92 1
6 Komunikasi dengan peserta didik 68 SK 3 3 x 64/39=4.92 1
7 Penilaian dan evaluasi 72 SK 3 3 x 64/39=4.92 1
8 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional 72 SK 3 3 x 64/39=4.92 1
9 Menunjukkan pribadi  yang dewasa dan teladan 58 SK 3 3 x 64/39=4.92 1
10 Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru 54 SK 3 3 x 64/39=4.92 1
12 Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik dan masyarakat 70 SK 3 3 x 64/39=4.92 1
13 Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu 70 SK 3 3 x 64/39=4.92 1
Total 39 64 JAM 16 pertemuan

*Keterangan:

Sisa 2 kali  pertemuan disarankan untuk menambah jumlah jam Mata Diklat  yang mempunyai nilai 2 terkecil sehingga alokasi waktunya bertambah 1 kali pwertemuan menjadi 2 kali pertemuan.  Dengan demikian seluruh pertemuan adalah berjumlah 16 kali sesuai dengan disain yang terdapat dalam Panduan DBL.

Raja Ampat, tanggal …………………………

Ketua Kelompok kerja/ Kepala Sekolah Ybs.

(                                    )

Contoh alokasi waktu untuk struktur program Diklat di sekolah misalnya untuk pola Diklat 90 jam, penghitungan waktunya  adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah pengalokasian waktu untuk setiap mata tataran

Misalkan Total Waktu Diklat adalah 90 jam@ 50 menit.

  1. Hitunglah alokasi per satu nilai bobot = (1/ 39) x Jam Total  =(1 / 39)x 90 jam =  90/39   jam per nilai bobot.
  2. Hitunglah alokasi waktu  setiap mata tataran= Bobot Waktu x Alokasi waktu per nilai bobot.

Contoh:

  • Alokasi Waktu Mata  A = 6  x 90/39 jam =  13.8 jam.
  • Alokasi Waktu Mata Tataran B = 3 x 90/39 = 6.9 jam

PERKIRAAN ALOKASI WAKTU PER MATA DIKLAT (STRUKTUR PROGRAM)

Nama Diklat                       : Penilaian dan evaluasi

Jumlah Sampel : 40

Lokasi                                   : (Nama  kelompok kerja/Sekolah / Rayon)

Tanggal Direkap               :  31  Juli 2010

No Mata Tataran Tingkat

Penguasaan

Rata-Rata (%)

Kategori

Waktu

Bobot

Waktu

Alokasi Waktu dalam Struktur Program
1 Menguasai Karakteristik peserta didik 36 MK 6 13.8 =13
2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 48 SK 3 6.9=7
3 Pengembangan kurikulum 46 SK 3 7
4 Kegiatan pembelajaran yang mendidik 64 SK 3 7
5 Pengembangan potensi peserta didik 66 SK 3 7
6 Komunikasi dengan peserta didik 68 SK 3 7
7 Penilaian dan evaluasi 72 SK 3 7
8 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional 72 SK 3 7
9 Menunjukkan pribadi  yang dewasa dan teladan 58 SK 3 7
10 Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru 54 SK 3 7
12 Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik dan masyarakat 70 SK 3 7
13 Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu 70 SK 3 7
Total 39 90
  1. Laporan TNA

Hasil kegiatan TNA harus dilaporkan kepada anggota dan kelompok kerja sehingga dapat ditidaklanjuti dalam kegiatan on service baik di kelompok kerja masing-masing maupun di sekolah masing-masing.  Laporan analisis kebutuhan diklat berisi fokus kegiatan analisis kebutuhan diklat, tujuan kegiatan, metoda serta peralatan yang digunakan, kerangka kerja, tahapan kerja dan teknik analisis data, interprestasi dan formulasi kesimpulan serta saran analisis kebutuhan diklat. Laporan ini digunakan untuk menetapkan jenis kegiatan diklat. Laporan ini juga sebagai alat monitoring pelaksanaan kegiatan analisis kebutuhan diklat, alat pengawasan dan pengendalian.  Kualifikasi laporan yang baik dan benar mengikuti persyaratan sebagai berikut :

a. Isi laporan harus benar dan objektif.

b. Bahasa laporan harus jelas dan mudah dimengerti.

c. Laporan harus langsung mengenai sasaran atau inti permasalahan.

d. Laporan harus lengkap dalam segala segi laporan tertulis.

e. Uraian isi laporan harus tegas dan konsisten.

f. Waktu pelaporan harus tepat.

g. Penerima laporan harus tepat.

Struktur laporan TNA dapat disusun sebagai berikut:

PENDAHULUAN

–                       Latar Belakang

–                      Tujuan

METODE TNA

–                       Tempat dan Waktu

–                      Alat dan Bahan

–                      Metode TNA

HASIL DAN PEMBAHASAN TNA

–                       Hasil TNA

–                      Temuan, Pembahasan dan Alternatif Pemecahan Masalah

–                      Draft struktur Program Diklat

PROGRAM TINDAK LANJUT

–                      Perencanaan Diklat

–                      Penyusunan Panduan Diklat

PENUTUP

LAMPIRAN

  1. PENUTUP

Dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan program pendidikan dan pelatihan guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah pada tingkat kelompok kerja adalah melakukan prinsip-prinsip pendidikan dan pelatihan dengan senantiasa menerapkan pendekatan sistem melalui penerapan manajemen diklat yang efektif dan efisien.

Dengan demikian program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan benar-benar merupakan proses transformasi untuk membentuk guru professional yang memiliki empat kompetensi yaitu pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Demikian pula untuk kepala sekolah yang diharapkan memiliki 5 (lima) kompetensi yaitu manajerial, sosial, kepribadian, kewirausahaan dan supervisi.  Untuk pengawas sekolah diharapkan menguasai 6 (enam) kompetensi yaitu Litbang, sosial, kepribadian, supervise akademis, supervise manajerial dan evaluasi.

Prosedur untuk melakukan kegiatan TNA adalah sebagai berikut  mempersiapkan dan merancang Analisis Kebutuhan Diklat (TNA), menyusun instrumen,  mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data, menyusun kebutuhan Diklat,  menyusun struktur program Diklat dan diakhiri dengan menyusun laporan.

LAMPIRAN

–          Data kebutuhan Diklat individu

–          Data kebutuhan Diklat kelompok kerja

–          Data kebutuhan Diklat Sekolah

–          Data kebutuhan Diklat rayon/kabupaten/ kota


Tinggalkan komentar

Kategori